Kanal

UAH: Terima Kasih Pendeta Gilbert karena Memperkenalkan Salat dan Zakat


Ustaz Adi Hidayat (UAH) memberikan tanggapan menarik terhadap pernyataan viral Pendeta Gilbert Lumoindong, yang sempat menyinggung tentang ibadah dalam Islam dalam salah satu khotbahnya. Melalui video yang diunggah di channel YouTube pribadinya, UAH mengapresiasi Pendeta Gilbert karena telah memperkenalkan ajaran Islam kepada komunitasnya.

Dalam video yang bertajuk “Pencerahan dan Terimakasih UAH untuk Pendeta Gilbert,” UAH menyampaikan bahwa meskipun konteks perbandingan yang disampaikan Pendeta Gilbert dapat dianggap kontroversial, hal itu memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk lebih mengenal, mencintai, dan mempraktikkan ajaran mereka secara lebih khusyuk. 

“Terima kasih Pendeta Gilbert karena sudah memperkenalkan tentang ajaran-ajaran di Islam di komunitas beliau, sehingga teman-teman di Kristiani bisa mengenal tentang salat dan zakat,” ungkap UAH.

Dia menekankan pentingnya memahami bahwa dalam Islam, ibadah seperti salat dan zakat merupakan manifestasi dari keyakinan (akidah) yang mendalam terhadap Allah SWT. 

Ia menjelaskan bahwa setiap ibadah yang dilakukan oleh umat Islam harus berlandaskan ilmu dan pemahaman yang mendalam, bukan sekadar ritual semata. 

“Di Islam itu ada aspek keyakinan akidah, implementasi dari Akidah itu ada ibadah, dan ibadah implementasinya ada muamalah. Semuanya satu paket,” terang UAH.

Lebih lanjut, Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut berbicara tentang keindahan dan kedalaman salat yang tidak hanya merupakan bentuk ibadah, tetapi juga sebagai penghubung (silaturahmi) antara hamba dan penciptanya. 

“Salat itu sesungguhnya adalah pembuktian komitmen kita dalam bertuhan kepada Allah,” kata UAH. 

Ia juga menyinggung tentang pentingnya zakat sebagai cara untuk membersihkan harta dan menyatakan bahwa dalam Islam, zakat memiliki berbagai jenis dan kadar, yang mencerminkan keberagaman dalam pelaksanaannya.

Video yang berdurasi hampir satu jam ini juga menggali lebih dalam mengenai bagaimana ajaran Islam diajarkan dari generasi ke generasi secara bersanad (berantai) yang menjamin keasliannya. 

Direktur Quantum Akhyar Institute itu mengakhiri pembicaraannya dengan mengajak semua pihak, baik Muslim maupun non-Muslim, untuk saling menghormati dan memahami perbedaan yang ada, sambil membangun toleransi dan harmoni dalam beragama.

“Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dan dialog antar keyakinan dapat memperkaya kita semua, mendidik kita dalam toleransi dan saling pengertian,” kata UAH.

Melalui respons ini, UAH tidak hanya memberikan klarifikasi atas beberapa mispersepsi yang mungkin timbul dari khotbah Pendeta Gilbert, tetapi juga menggunakan kesempatan tersebut untuk edukasi dan penguatan pemahaman keislaman, sekaligus mengajak umat Islam untuk introspeksi dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.

“Sekali lagi terima kasih Pendeta Gilbert untuk pengenalannya terhadap jemaatnya, sehingga dengan itu saya pribadi punya ruang untuk menerangkan kepada umat Islam ataupun nonmuslim yang ingin mengetahui ingin mengenal (zakat dan salat) lebih daripada itu kita saling menyayangi satu dengan yang lainnya,” pungkas UAH.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button